Kamis, 15 September 2016

Perbedaan Format Hardisk GPT dan MBR

Membuat partisi merupakan sesuatu yang krusial untuk dilakukan setelah membeli hardisk baru ataupun pada saat akan melakukan instalasi sistem operasi. Karena benar atau tidaknya proses pembuatan partisi dan susunannya akan memberikan dampak setelah sistem operasi selesai diinstall. Selain itu kerapian susunan partisi juga dapat memberikan efek samping pada kelancaran jalannya sistem operasi. Susunan partisi yang rapi juga akan sangat membantu pengguna dalam melakukan pencarian data yang dibutuhkan.
Sebelum munculya sistem operasi Windows 8, tidak banyak orang yang membicarakan apa itu GPT dan apa itu MBR, dikarenakan sistem operasi saat itu seperti Windows 7 dan sebelumnya memang hanya untuk diinstall pada tipe partisi hardisk MBR. Sebenarnya untuk yang versi 64 bit sudah dapat menggunakan partisi GPT, asalkan motherboardnya sudah mendukung boot mode UEFI, Tetapi karena pada saat itu masih lancar menggunakan tipe partisi MBR, maka masih sedikit sekali yang mengaplikasikan GPT menjadi tipe partisi hardisk. 
Sebenarnya apa sih perbedaan antara GPT dan MBR? Sebelum membahas tentang perbedaanya kita pelajari dulu yuk masing-masing penjelasan dari GPT dan MBR!
MBR 
MBR adalah singkatan dari Master Boot Record. Dalam sistem partisi MBR, semua informasi yang terdapat dalam disk dipegang dibawah kendali oleh MBR, misalnya: file system, logical partition, extended partition, dll. MBR dapat digunakan untuk instalasi seluruh sistem operasi kecuali Windows 10 yang baru saja dirilis. 
Salah satu fungsi yang paling dapat dirasakan oleh MBR yaitu pada saat sistem operasi sedang dalam proses Booting, selama proses booting MBR akan mencari lokasi dimana terdapat boot sector. Yang mana boot sector bersisi file-file dan informasi yang dibutuhkan sistem sehingga dapat mencapai startup dan sampi ke destop.
Tipe partisi MBR memiliki kekurangan antara lain: 
  • Hanya dapat mendukung hardisk maksimal 2 TB saja.
  • Hanya dapat mendukung untuk pembuatan maksimal 4 Primary Partition saja.
  • JIka ingin membuat partisi lebih, 1 primary partition harus dikorbankan menjadi extended partition sehingga dibawahnya bisa dibuat beberapa logical partition.
  • Informasi mengenai lokasi file system dan partisi sistem operasi hanya tersimpan pada sektor pertama pada hardisk tersebut, sehingga apabila hilang atau corrupted maka sistem operasi akan mengalami kerusakan.
GPT
Disebut juga dengan GUID Partition Table. Karena itulah disebut dengan GPT yang merupakan singkatan dari GUID Partition Table. Pada tipe hardisk GPT, layout tabel partisi didefinisikan menggunakan Global Unique Identifier. Hadirnya GPT diharapkan dapat menutupi kekurangan dari MBR, sehingga GPT pun mempunyai banyak kelebihan jika dibandingkan dengan MBR, antara lain:
  • Mendukung media penyimpanan atau hardisk hingga 9 ZB (Zettabyte).Zettabyte merupakan 3 tingkat diatas Terabyte (TB). Diatas TB ada Petabyte (PB), Exabyte (EB), Zettabyte (ZB), dan Yottabyte (YB).
  • Dapat mendukung hingga 128 Primary Partition.
  • Informasi file system dan lokasi sistem operasi disimpan lebih dari satu lokasi, sehingga jika yang utama rusak, sistem masih bisa berjalan normal menggunakan backup yang lainnya.
Secara ringkasnya, perbedaan antara MBR dan GPT dapat disimpulkan menjadi beberapa poin dibawah ini:
  1. MBR hanya mendukung kapasitas penyimpanan hingga 2 TB saja, sedangkan GPT mampu mendukung hingga 9 ZB.
  2. MBR hanya dapat dibuat menjadi 4 primary partition, sedangkan pada GPT mampu dibagi menjadi 128 primary partition.
  3. Pada MBR, informasi mengenai lokasi file system dan lokasi sistem operasi hanya disimpan pada sektor pertama pada hardisk tersebut, sedangkan pada GPT dilakukan penyimpanan beberapa kali sebagai cadangan jika informasi utama mengalami kerusakan atau corrupted.
  4. MBR dapat digunakan untuk menginstall semua sistem operasi kecuali Windows 10, GPT wajib digunakan ketika akan menginstall Windows 10 dan motherboardnya harus mendukung UEFI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar